MENGENAI FILM YANG MENGISAHKAN dan MENCERITAKAN NABI MUHAMMAD SAW

 

Menurut saya, tidak seharusnya film tersebut dibuat, di siarkan, bahkan di pertontonkan. Karena disamping menghina agama, khususnya bagi kaum muslimin, film tersebut berdampak negative khususnya bagi anak anak usia dini yang sedang tumbuh dan memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi. Film  itu sendiri berisikan adegan-adegan pria yang memerankan tokoh Nabi Muhammad. Melalui video besutannya sutradara dan produser berusia 52 tahun itu juga menyebut bahwa Islam merupakan agama yang penuh dengan kebencian. Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menilai film “Innocence of Muslims” adalah penghinaan terhadap Rasulullah Muhammad SAW yang dilakukan oleh orang Barat untuk ke sekian kalinya setelah sebelumnya juga terdapat penghinaan yang menggambarkan karikatur nabi Muhammad SAW. “Penghinaan ini menunjukkan kebencian mereka terhadap Nabi Muhammad dan Islam,” tegas Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Muhammad Ismail Yusanto, dalam keterangan tertulis di laman HTI, Jumat (14/9/2012). Sedikitnya terdapat lima link yang menunjukkan masih belum diblokirnya film Innocence of Muslim di Youtube Indonesia hingga pagi ini, 14 September.

Link tersebut adalah:

http://www.youtube.com/watch?v=D_6XJWh_sPo,

http://www.youtube.com/watch?v=FuDDYMuR_8I&bpctr=1347592306,

http://www.youtube.com/watch?v=FuDDYMuR_8I&bpctr=1347592348,

http://www.youtube.com/watch?v=Ug0IrKqnkgM.

Sebelumnya, Film kontroversial Innocence of Muslims sudah tak bisa lagi dibuka di Youtube Indonesia terhitung sejak sore(13/9/2012) sekitar pukul 17:00 WIB.

Bila membuka film tersebut di Youtube, maka  yang terpampang adalah tulisan “This video is not available in your country. Sorry about that.” Kementerian Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) mengecam keras film “Innocence of Muslims” dan meminta Youtube memblokirnya. Langkah ini dilakukan pemerintah untuk meminimalisir dampak dari penayangan video tersebut di YouTube. “Kami (Menkominfo) mengecam keras video tersebut, saat ini kami tengah melakukan koordinasi dengan Internet Service Provider (ISP), Google yaitu YouTube untuk melakukan pemblokiran terhadap video tersebut,” ujar Humas Menkominfo Gatot S. Dewa Broto.

Produksi film yang disutradarai oleh warga Israel keturunan AS, Sam Bacile ini, didanai 100 orang Yahudi, namun ketika ditanya lebih lanjut Bacile menolak membeberkan nama para donaturnya. Meski jelas-jelas menayangkan penghinaan pada ajaran agama tertentu, Bacile justru berdalih bahwa video besutannya untuk kepentingan politik dan sama sekali tidak mengandung penghinaan terhadap agama.

 

Seorang pria California yang diduga terlibat dalam produksi film yang dianggap menghina Nabi Muhammad diperiksa oleh pihak berwenang. Nakoula Basseley Nakoula (55) secara sukarela diperiksa Sabtu (15/9/2012) pagi di kantor kepala polisi di Cerritos, California, kata juru bicara kantor polisi Steve Whitmore.

“Ia akan diperiksa oleh para petugas,” kata Whitmore. Ia mengatakan Nakoula tidak ditahan namun dapat masuk penjara lagi bila dianggap melanggar peraturan bebas secara bersyarat. Ia dipenjara tahun 2010 karena penggelapan dan tidak diizinkan untuk menggunakan internet atau menggunakan nama alias tanpa izin petugas berwenang. Nakoula sendiri menyanggah terlibat pembuatan film yang memicu protes di paling tidak 18 negara termasuk Australia. Film tersebut menggambarkan Nabi Muhammad sebagai pemimpin sekelompok pria yang haus darah dan juga seseorang yang suka perempuan. Diberitakan sebelumnya film berjudul “Innocence of Muslims” mengundang protes di berbagai belahan dunia. Dalam film berdurasi dua jam itu Nabi Muhammad digambarkan sebagai seorang penipu, lelaki hidung belang yang lemah dan gemar melakukan pelecehan seksual terhadap anak (pedofil). Sam Bacile (56), pembuat film itu, melibatkan 59 aktor dan 45 orang kru. Menurut AP (12/9), Sam adalah warga California, Amerika Serikat (AS) keturunan Yahudi Israel. Dengan bantuan dari 100 donatur Yahudi, Sam berhasil mengumpulkan dana lima juta dolar AS untuk pembuatan “Innocence of Muslims”. Dalam wawancaranya dengan media, Sam menyatakan sengaja membuat film itu. Menurutnya, dengan film ini, kelemahan Islam dapat diekspos ke seluruh dunia. Pembuatan dan penyebarluasan film yang sangat menghina kehormatan Rasulullah SAW itu.  “Juga mengutuk pemerintah AS yang membiarkan begitu saja film ini dibuat dan disebarluaskan kepada khalayak. penulis skenario sekaligus sutradara Sam Bacile tetap pada pendapatnya bahwa Islam itu “sebagai sebuah kanker”. Pria berusia 56 tahun ini mengatakan bahwa dia sengaja membuat film tersebut sebagai bentuk provokasi politik untuk mengutuk agama.

Tak pelak, film Bacile menimbulkan amarah warga Libya dan Mesir, Selasa, 11 September 2012, dengan cara membakar film dan menyerang konsulat Amerika Serikat di Kota Benghazi. Mereka juga membunuh diplomat AS di sana. Di Mesir, amarah masyarakat dilampiaskan ke kedutaan besar AS di Kairo. Para pengunjuk rasa memanjat tembok kedutaan untuk mengganti bendera AS dengan spanduk Islami.

“Ini adalah film politik,” kata Bacile. “Amerika Serikat kehilangan banyak uang dan pasukan dalam perang Irak dan Afganistan, namun kami sedang bertempur melawan idologi.”

Bacile, seorang pengusaha properti di California yang menyebut dirinya sebagai seorang Yahudi Israel, mengatakan dia yakin film tersebut akan membantu tanah airnya untuk mengekspos kelemahan Islam kepada dunia. “Islam adalah sebuah kanker,” ujarnya.

Bacile menjelaskan, film berdurasi dua jam ini telah menghabiskan biaya produksi US$ 5 juta (Rp 48 miliar). Seluruh dana tersebut ditanggung renteng oleh lebih kurang 100 donatur Yahudi. Dalam film tersebut, Bacile menggambarkan Nabi Muhammad adalah seorang penipu. Untuk menyaksikan cuplikannya, film ini dilihat di YouTube berdurasi 13 menit dalam bahasa Inggris. 
Serangan hina terhadap Nabi Muhammad tidak hanya sekali ini saja. Sebelumnya, koran Denmark pada edisi 2005 lalu, menerbitkan 12 karikatur tentang Nabi Muhammad sehingga memicu kerusuhan di negara-negara Islam.

Lelaki Yahudi ini melanjutkan, dia merasa prihatin atas kematian warga Amerika yang tewas akibat filmnya. Dia menyalahkan lemahnya keamanan kedutaan dan kekerasan di Libya. “Saya rasa sistem keamanan (di kedutaan) tidak bagus,” kata Bacile. “Amerika harus melalukan sesuatu untuk mengubahnya.”

Seorang pengarah film, Steve Klein, mengatakan produser film perlu memberikan perhatian terhadap anggota keluarga yang tinggal di Mesir. Namun Bacile menolak pendapat tersebut. Klein katakan, dia berjanji akan tetap membantu Bacile membuat film namun dia mengingatkan, “Di masa depan, Anda bakal menjadi Theo van Gogh.” 

Van Gogh adalah seorang Belanda produser film, yang tewas dibunuh oleh ekstrimis muslim pada 2004 setelah membuat film yang dianggap menghina Islam.
“Kami ingatkan bahwa hal ini (pembunuhan) bisa saja terjadi pada Anda,” kata Klein.

Film Bacile disulih suara ke dalam bahasa Arab oleh seseorang yang tidak dikenalnya. Produser film yang dapat berbahasa Arab ini membenarkan bahwa filmnya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab yang akurat. Film ini dibuat dalam waktu tiga bulan pada musim panas 2011, didukung 59 aktor dan sekitar 45 orang di belakang kamera. “Ketika diputar di bioksop-bioskop Hollywwod awal tahun ini, kursi gedung kosong melompong,” kata Bacile.